Angka penderita stunting di Kabupaten Kolaka Utara menunjukkan tren menurun yang signifikan. Berdasarkan data terbaru yang pengukuran pada bulan Juni, jumlah penderita stunting telah menurun dari 416 pada bulan Januari menjadi 292. Data ini diambil dari hasil pengukuran terbaru yang dilakukan oleh pihak berwenang di wilayah tersebut.
Kecamatan Pakue Utara menjadi fokus perhatian dengan jumlah penderita stunting tertinggi, mencapai 52 kasus, sementara Kecamatan Batu Putih memiliki jumlah paling sedikit, yakni hanya 4 kasus. Prevalensi stunting di wilayah ini menurut data mencapai 7,529 tersisa sekitar 3,87 persen.
Menanggapi penurunan angka stunting yang menggembirakan ini, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Hj. Hasrayani usai menggelar pertemuan yang pada (26/7) di aula kantor Pengendalian Penduduk dan KB. Dalam pertemuan tersebut, beliau menyampaikan bahwa ini adalah hasil dari berbagai kegiatan forum koordinasi dan forum percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kolaka Utara.
“Forum tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk Bappeda, Dinas Kesehatan, serta anggota tim gizi dari setiap kecamatan. Pihak PKB (Pembina Keluarga Berencana) juga turut ambil bagian dari tingkat kecamatan hingga tingkat desa dan dusun. Kerja sama dari semua pihak ini diharapkan dapat efektif dalam mendampingi keluarga yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah stunting, “Katanya.
Hj. Hasrayani juga menyampaikan tentang rencana dan evaluasi kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2023. Salah satu program yang dipromosikan adalah “Bas atau Bapak Ibu Asuh,” yang telah berhasil merawat 14 anak stunting. Diharapkan, anggaran yang dialokasikan untuk program ini, sebesar 15.000 per hari selama 3 bulan untuk satu anak, dapat membantu lebih banyak anak stunting. Saat ini, sudah ada 412 anak dalam program sasaran yang akan mendapatkan manfaat dari paket pemenuhan tersebut. Selain itu, pihak berwenang juga mencatat bahwa ada 219 orang yang telah berhasil menyelesaikan stunting dengan program sampingan.
“Dengan adanya upaya dan program yang terus berjalan, diharapkan angka stunting di Kolaka Utara dapat terus menurun dan berangsur-angsur menghilang,” harapnya.
Pemerintah juga telah melakukan upaya penanganan stunting di Kecamatan Kodeoha dengan melakukan percontohan. Berbagai kegiatan telah diarahkan untuk percepatan penurunan stunting, termasuk pembuatan kebun kolektif yang melibatkan berbagai instansi terkait dan para penyuluh ketahanan pangan serta penyuluh perkebunan dari dinas setempat. Dalam kebun kolektif tersebut, berbagai macam tanaman ditanam sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh bahan pangan lokal yang telah tersedia di sana.
“Salah satu rekomendasi yang disampaikan adalah agar seluruh rumah tangga menanam kelor minimal 1 batang pohon kelor, karena kelor kaya akan protein, zat besi, dan antioksidan yang tinggi sehingga dapat membantu percepatan penurunan stunting, ” jelasnya.
Semoga dengan berbagai upaya dan kolaborasi yang dilakukan, Kabupaten Kolaka Utara dapat terus mengurangi angka stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.