Tidak dipungkiri lagi ditangan Rusda Mahmud Kolaka Utara Menjadi Salah Satu Daerah di jasirah Bumi Anoa yang yang menjadi buah bibir karena keberhasilanya di berbagai Aspek membangun Kolaka Utara.
Ditangan Bupati Dua Periode ini daerah sebelumnya didominasi rawa-rawa, perkebunan diubahnya menjadi kompleks perkantoran yang megah dan terpusat, sehingga memudahkan msyarakat untuk mendapakan pelayanan Prima.
Bukan Saja Ibu Kota Kabupaten yang ditata namun Kecamatan dan Pedesaan juga ikut ditatatnya terbukti tidak ada lagi jalan desa yang tidak bisa dilalui tapi semua jalan sudah bisa diakses menggunakan Roda Empat bahkan hampir semua Jalam Desa sudah mendapat betonisasi. Bahkan sebelumnya di Bumi Patampanua hampir semua wilayah tidak ada akses informasi namun kini Akses Informasi melalui internet sudah bisa digunakan.
Dengan Terbukanya Akses Jalan dan akses Informasi di Bumi Patampanua sehingga menunjang meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi masyarakat, pasalnya Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dalam mengukur kinerja pembangunan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkualitas secara kasat mata dapat dicerminkan melalui progres percepatan pembangunan suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi Kolaka Utara dalam kurun waktu 12 tahun terakhir mengalami peningkatan cukup dinamis namun fluktuatif. Pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi lokal Kabupaten Kolaka Utara mencapai 6,75% dan menurun pada tahun 2006 sebesar 5,64% sedang tahun 2007 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,88%. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi local semakin tertekan hingga menembus angka pertumbuhan hanya sebesar 3,64%.Hal ini disebabkan oleh kegagalan usaha perkebunan kakao yang semakin memburuk, namun dengan usaha yang kuat melalui akselerasi pembangunan oleh pemerintah bersama masyarakat maka pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi mulai membaik sehingga angka pertumbuhan ekonomi daerah kembali naik menjadi 7,07%. Tahun 2010 naik menjadi 7,25% dan pertumbuhan semakin membaik di tahun 2011 dimana pertumbuhannya menembus angka 8,93%, pada tahun 2012 mencapai 11,85%, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 8,70%, pada tahun 2014 sebesar 8,35% dan tahun 2015 sebesar 7,05%.
“Laju pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk dijadikan dasar perencanaa pembangunan daerah.Laju pertumbuhan ekonomi di Kolaka Utara pada tahun 2015 bergerak pada kisaran 7,05 – 7,50 %. Angka ini jelas lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian pertumbuhan nasional pada periode yang sama yakni sebesar 5,04 %.”Ujar Rusda Mahmud.
Sektor pertanian masih memiliki kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yakni sebesar 42,78%. Selain itu, menyusul sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 15,95%, sektor industri pengolahan sebesar 15,57% dan jasa perusahaan sebesar 14,95%. Sementara pada level yang lebih rendah, sektor perdagangan sebesar 12,94%, sektor transportasi perdagangan sebesar 12,26 % dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 12,78%.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 mencapai 77.501 jiwa, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kurang dari 2%. Sementara jumlah penduduk miskin Berdasarkan data BPS Kolaka Utara pada tahun 2014 tercatat sebesar 22.190 jiwa (16,21%), sedang pada tahun 2013 sebesar 23.300 jiwa atau 17,41%, jumlah ini menurun sebesar 1.110 jiwa. Secara makro angka kemiskinan sangat dipengaruhi oleh ambang minimal Garis Kemiskinan (GK), yaitu sejumlah rupiah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal makanan dan non makanan, yang merupakan rata-rata pengeluaran perbulan perkapita. Tingginya harga kebutuhan harga bahan pokok menyebabkan ambang minimal kemiskinan di Kolaka Utara tergolong tinggi.
“Hal-hal positif dan menguntungkan perekonomian daerah pada tahun 2017 ini adalah kondisi panen hasil-hasil pertanian dalam arti luas terutama sub sektor perkebunan diperkirakan memasuki musim panen puncak, terutama komoditi cengkeh, lada dan kakao. Sub sektor tanaman pangan juga diharapkan dapat mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan transfer anggaran ke desa diharapkan dapat memberi kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di desa.”Ujarnya.
Selain itu, perubahan susunan organisasi baru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2016 yang cenderung lebih fokus kepada substansi pekerjaan diharapkan dapat memberi efek optimal terhadap pertumbuhan daerah.
- Pertumbuhan ekonomi ditargetkan tumbuh sebesar 7,00 – 8,00 %;
- Jumlah penduduk miskin berkisar 12 – 16 %.
- Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 1,0 – 2,5 %.
Bergulirnya sektor konstruksi hingga ke pelosok perdesaan yang akan melibatkan para petani sebagai buruh bangunan, diharapkan dapat berperan sebagai penyangga perekonomian masyarakat di desa.
Sebagai daerah otonomi, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi sangat menguntungkan dalam akselerasi pembangunan daerah, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang rendah tidak menguntungkan dalam akselerasi pembangunan daerah. Kabupaten Kolaka Utara sebagai daerah otonomi baru dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif pesat, menjadi modal dasar untuk melakukan akselerasi pembangunan. Untuk itu, maka proporsi anggaran untuk belanja barang dan jasa dan belanja modal perlu diarahkan pada program kegiatan yang dapat menstimulir pertumbuhan ekonomi.
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat sesuai dengan kebutuhan Tahun Anggaran 2017.
Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, alokasi anggaran fungsi pendidikan diupayakan sekurang-kurangnya 20 persen dari belanja daera.
Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, alokasi anggaran urusan kesehatan sekurang-kurangnya 10 persen dari total belanja langsung, diantaranya untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Daerah. Mendorong kegiatan dalam bentuk kerjasama antar pemerintah dan/atau swasta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Stabilitas ketenteraman dan keamanan dapat terkendali dan terkelola dengan baik sehingga aktivitas sosial ekonomi dapat berjalan dengan baik.(**)