Pemerintah Daerah (Pemda) Kolaka Utara sedang fokus menurunkan angka stunting yang sebelumnya ada diangka 24,4 persen secara nasional. Khusus di Kecamatan Kodeoha, terdapat 34 anak yang teridentifikasi menderita stunting.
Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPP dan KB) , Pemda Kolaka Utara merujuk dua anak ke tim pakar yang ada di Rumah Sakit Djafar Harun. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Hj. Hasrayani, S. P menyatakan bahwa kedua anak tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan dari berat badannya pasalnya anak tersebut jarang makan.
“Ini adalah kegiatan BKKBN, selama Dua bulan terakhir ini kita fokus penangana stunting dan sekarang kita bergerak cepat untuk penanganan stunting di Kolaka Utara dengan melakukan pemenuhan gizi untuk anak-anak yang teridentifikasi stunting, dan membawa kerumah sakit untuk memeriksa langsung kondisi anak, ” katanya.
Kedua anak tersebut dijemput di Puskesmas Mala-mala Kecamatan Kodeoha yang didampingi oleh kader desa masing-masing oleh Kepala Dinas beserta sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kolaka Utara Kamal Mustafa.
“kedua anak tersebut selama dua bulan kita intervensi namun tidak ada peningkatan sehingga di rujuk langsung ke tim pakar, sehingga kedepan anak tersebut sudah ada peningkatan dari berat badan, ” katanya.
Pemda Kolaka Utara berharap melalui upaya yang dilakukan, angka stunting di wilayah tersebut dapat terus ditekan dan tidak ada lagi anak yang menderita stunting.
Seperti diketahui Penyebab stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan kognitif anak terhambat akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni Kekurangan asupan gizi selama masa kehamilan, yang dapat memengaruhi pertumbuhan janin di dalam rahim.
Kurangnya asupan gizi pada anak selama 1.000 hari pertama kehidupan (dari masa kehamilan hingga usia dua tahun), yang merupakan periode kritis dalam perkembangan otak dan tubuh. Penyakit infeksi yang sering, seperti diare dan infeksi saluran napas, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk kondisi gizi.
Lingkungan yang tidak sehat, seperti sanitasi yang buruk, kebersihan yang kurang, dan air minum yang tidak bersih, yang dapat meningkatkan risiko infeksi dan mengganggu penyerapan nutrisi.