Badan Pusat Statistik (PBS) Kabupaten Kolaka Utara sedang melakukan persiapan untuk melakukan pendataan potensi desa mulai tanggal 2 juni hingga 21 Juni 2021 mendatang. 25 orang petugas BPS Kolaka Utara yang akan melakukan sensus sedang menempuh pelatihan yang berlangsung selama dua hari.
Bupati Kolaka Utara, Nur Rahman Umar yang turut menghadiri kegiatan pelatihan tersebut berharap seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah hingga desa di Kolaka Utara agar menyiapkan data yang akurat yang nantinya akan diminta oleh petugas BPS Kolaka Utara mulai 2 Juni mendatang. Jika data yang diberikan salah maka itu akan menjadi potret kesalahan tingkat kabupaten dan berjenjang hingga nasional.
Kata Bupati, program kebijakan dan pembangunan nasional maupun daerah memerlukan data akurat. Untuk membangun ekonomi desa dan kota sangat bergantung pada paparan data yang tersedia di desa. Hal itu juga akan mendukung perencanaan sensus pertanian 2023 mendatang. “Kita memang kewalahan selama ini soal ketersediaan data,” ujarnya, Senin (24/5/2021). Alasannya, kerap kali tantangan yang bisa dihadapi petugas BPS di lapangan karena data yang tersedia di desa sebagai sumber awal tidak lengkap dan belum sesuai standar statistik.
Ke 25 petugas diharapkan bisa bekerja profesional dan bertanggung jawab karena apa yang mereka kumpulkan di lapangan menjadi barometer semua pihak. Bupati Nur Rahman menyayangkan adanya pihak-pihak tertentu yang kerap tidak terima ketika ia memaparkan data keberhasilan kinerja daerah yang disadur dari BPS.
“Contoh, soal data kemiskinan dari tahun 2017 sampai 2020 yang mengalami penurunan. Mereka menilai itu rekayasa meski diberikan data. Menyanggahnya juga tidak pakai data,” sindir bupati.
Olehnya itu, usai pendataan, nantinya akan dilakukan publikasi secara terbuka dengan mengundang semua pihak untuk menyimak dan bertanya. Tujuan agar para penyanggah prestasi pemerintah bisa menerima penjelasan secara langsung dari pihak BPS dan bukan sekadar mengkritik tanpa dasar dan data.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPS Kolaka Utara, Sidik, menjelaskan, 25 orang petugasnya dilatih selama dua hari terkait pendataan yang akurat dan benar di lapangan. Pihaknya telah menetapkan dua desa sebagai percontohan, yakni desa Lambuno dan Powalaa untuk dibina menyajikan data yang akurat.