Pasca menurunnya kwalitas komiditi andalan Masyarakat Kolaka Utara yakni kakao, menjadikan masyarakat lebih memilih Komiditi lainnya seperti Kopra di bandingkan untuk berkebun cokelat lagi.
Seperti Di Desa Lambai Ibu kota kecamatan Lambai ini, penduduknya mayoritas petani Kopra, karena menurut mereka kwalitas dan hasil buah kakao makin hari makin menurun sehingga lebih memilih Kopra dibandingkan dengan berkebun cokelat kakao.
“Hampir semua penduduk di sini memeliki kelapa, sebelumnya selain menanam cokelat kami juga menanam kelapa, tapi sekarang Cokelat sudah tidak bisa diandalkan lagi, jadi kami lebih memilih kelapa untuk di jadikan Kopra,”ujar hasyim.
Selain itu diapun menyatakan sebelumnya dia sudah berusaha meremajakan kakao namun tetap saja, kwalitas komiditi andalan tersebut kwalitas sudah tidak bisa di harapkan lagi,” kami sudah tanam cokelat baru tapi hasilnya tetap saja sedikit, karena sekarang coklat banyak penyakitnya, buah hitam dan bijinya keras,” Ujarnya.
Dengan kondisi kakao demikian masyarakat lebih memilih untuk berkopra karena tidak memerlukan perawatan yang intens seperti tanaman lainnya, hanya saja pada saat mengolah kopra diperlukan berbagai proses hingga dapat dijual ke pedagang Kopra.
“Kalau disini banyak pedagang Kopra, apalagi sekarang harganya cukup mahal, yakni dari harga Rp.5000 sampai Rp.6000 perkilonya, jadi itu sangat membantu perekonomian kami setelah cokelat tidak bisa di harapkan lagi hasilnya,”pungkasnya