Pondok Pesantren Baitul Maqdis, sebuah lembaga pendidikan Islam yang terkenal di Totallang, telah dengan tegas menyatakan penolakan mereka terhadap paham radikalisme, intoleransi, dan sikap anti-Pancasila. Pernyataan ini diberikan sebagai bagian dari upaya mereka untuk mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kebhinekaan di masyarakat.
Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Maqdis, Dr. Saliudin Hasim, S.PdI, M.Si, yang ditemui Jumat (22/9) mengungkapkan komitmennya terhadap nilai-nilai kedamaian dan keberagaman. “Pondok Pesantren Baitul Maqdis selalu mengedepankan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, yang artinya kasih sayang untuk seluruh alam,” kata Dr. Saliudin Hasim, S.PdI, M.Si selaku pimpinan Pondok.
Pernyataan ini muncul sebagai respons atas meningkatnya kekhawatiran tentang radikalisme dan intoleransi di beberapa daerah di Indonesia. Pondok Pesantren Baitul Maqdis berusaha untuk memberikan contoh positif dalam mengatasi isu-isu tersebut.
“Pondok pesantren ini juga aktif dalam menjalankan program-program pendidikan dan sosial yang mendukung nilai-nilai Pancasila. Mereka membuka peluang bagi siswa-siswi dari berbagai latar belakang etnis dan agama untuk belajar bersama dan memahami keberagaman budaya Indonesia,”Ujarnya.
Pondok Pesantren Baitul Maqdis juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga agama dan sosial lainnya untuk mengadakan dialog antaragama dan pelatihan tentang toleransi. “Dengan cara ini, kami berharap dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan inklusif bagi seluruh masyarakat,” Harapnya.
Pernyataan kuat dari Pondok Pesantren Baitul Maqdis ini mengirimkan pesan penting tentang pentingnya memerangi radikalisme, intoleransi, dan sikap anti-Pancasila di Indonesia. Ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya kerja sama antarlembaga dan masyarakat dalam membangun negara yang berlandaskan pada nilai-nilai persatuan dan keberagaman.