Seminar Adat Mokole baru kali pertama digelar di bumi patampanua pada Kamis (24/10) kegiatan diisi dengan penampilan tarian tradisional dan kegiatan seminar dimaksud untuk terus menjaga dan melestarikan adat budaya di Bumi patowanua yang mulai pudar.
Dikatakan Bupati Kolaka Utara Drs .H.Nur Rahman Umar bahwa Pemerintah yang berkedudukan sebagai pembina adat budaya seni teater memberi dukungan dan motivasi dalam upaya pengembangan dan pelestarian adat budaya, lagi kata Bupati bahwa baru-baru ini telah terbit Peraturan daerah tentang perlindungan adat budaya Kabupaten Kolaka Utara yang diinisiasi oleh DPRD
“Sudah saatnya bagi kita untuk mengangkat nilai-nilai adat budaya kita sejalan dengan falsafah orang tua kita terdahulu yang sarat dengan makna Haka Metondu Ako-Mallengge Halo Ito juga berarti saatnya semua potensi daerah kita diangkat untuk membangun Kolaka Utara,”Katanya. Beliaupun menambahkan bahwa seminar adat budaya yang pertama kali dilaksanakan di Kolaka Utara diharapkan menjadi motivasi bagi semua terkhusus bagi masyarakat dan toko adat Rahambuu, Wawaruo, Watunohu dan Kodeoha yang terhimpun dalam bingkai patowonua atau 4 wilayah kerajaan yang berkedudukan dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Kolaka Utara.
“Untuk semuanya dapat menyatukan persepsi membentuk dewan Adat sehingga adat budaya kita tampil beda dengan daerah lain dan Alhamdulillah saat ini Kolaka Utara telah menciptakan motif baju adat yang dimotori oleh Masmur Lakahena dan Tastrim. Motif dan baju khas adat telah didaftarkan ke kantor Kemenkumham Sulawesi Tenggara untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual sehingga motif tersebut menjadi milik Kolaka Utara yang tidak dapat diklaim oleh daerah lain dan menyusul rumah adat patowonua yang akan dirampungkan pada 2020 mendatang,”ucapnya.
Sementara itu dikatakan oleh Surahman ketua Pantia seminar yang juga anggota DPRD Kabupaten Kolaka Utara mengapresiasi kepemimpinan Bupati saat ini pasalnya, Baru kali ini Pemerintah Daerah peduli terhadap adat dan istiadat lokal yang ada di Kolaka Utara. “Menurut saya belum belum ada yang bisa menyamai Bapak Nur Rahman Umar cara menghargai budaya lokal, oleh karena itu semenjak beliau menggagas, saya biasa meneteskan air mata, karena adat budaya kita ini sudah ada ratusan tahun, baru kali ini terangkat sedikit demi sedikit,”Tandasnya.